Sejarah Gili Trawangan

Selasa, 18 September 2012

Jika dirujuk dari sejarahnya, Gili Trawangan merupakan tempat pembuangan Narapidana dari musuh-musuh Raja yang berkuasa saat itu. Sekitar 350 orang pemberontak ditangkap dan dibuang ke Gili Trawangan, barulah sekitar tahun 1970-an pulau ini didatangi oleh para pendatang yang berasal dari Sulawesi yang kemudian menetap. Ada banyak gili di sekitar Pulau Lombok, namun yang paling terkenal hingga saat ini adalah 3 gili yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan dimana Gili Trawangan merupakan Gili terbesar di antara yang lainnya dengan panjang 3 Km dan lebar 2 Km dan jumlah penduduk sekitar 800 jiwa. Trawangan punya nuansa “pesta” lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat bagi para wisatawan belajar berkuda mengelilingi pulau. Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.

1 komentar:

Posting Komentar